Kepala fakta mengenai Suriah Shara: "Tentara Berjihad Pembebasan Suriah Sham" akan dihapuskan

Sini 0 komentar 17 favorit
Kepala fakta mengenai Suriah Shara: "Tentara Berjihad Pembebasan Suriah Sham" akan dihapuskan

Pemimpin fakta menerimanya (de facto) dari Suriah, Ahmed Sharaa, menjawab dalam sebuah wawancara yang disiarkan Al Arabiya yang milik Saudi pada Kamis (30/1/2020) bahwa Suriah akan paling tidak membutuhkan waktu hingga tiga tahun untuk menyiapkan konstitusi baru, dan sampai empat tahun untuk melaksanakan pemilihan umum yang "bebas dan adil", sehingga ia menjadi pemimpin Suriah pertama sejak kejatuhan rezim Presiden Bashar al-Assad mengumumkan sejauh apapun rencana jadwal untuk pelaksanaan Pemilu tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya, yang disiarkan pada 29 Januari, Ahmed Sharaa mengatakan antara lain, bahwa, "kita tidak bisa mengadakan pemilu tanpa terlebih dahulu memiliki konstitusi baru, dan ini akan membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk mencapainya, sehingga kemungkinan besar akan memakan waktu empat tahun bagi rakyat untuk menentukan pemerintahan barunya. Pemilu yang bebas dan adil".

Ia juga mengatakan bahwa, "Rakyat Suriah butuh satu tahun untuk melihat perubahan, dan akan terjadi, namun kita hanya bisa mengirim sebanyak dan secepat mungkin. Kita tidak akan melakukan apa-apa selain perbaikan dan perbaikan yang kita butuhkan. Tanah air kita telah hancur selama 8 tahun perang. Ia membutuhkan waktu untuk memulai kembali, dan kami akan mengirimkannya".

Sharaa adalah Emir (Penguasa) dari Al Nusra (Sekutu dari Al Qaeda di Irak dan Suriah, namun akhirnya diganti namanya), sebuah kelompok yang dikenal dengan metode-metode brutalnya. Kelompoknya memimpin ofensif untuk menggulingkan Assad, dan sekarang memegang kendali pemerintahan Suriah. Sebagai bagian dari rencana damai nasionalnya, ia mengatakan bahwa, "Al Nusra (atau HTS) akan secara resmi dibubarkan dan diganti nama serta tentaranya dimasukkan ke dalam Angkatan Darat Suriah, dan ini akan menjadi item pertama di atas agenda kita saat kita mengehadiri Konferensi Nasional pada akhir bulan Februari mendatang".

Al Arabiya melaporkan bahwa kepala Negara yang baru dari Suriah kemudian mengatakan, "Penting utama kita tentu akan menjadi penanganan negara-negara tetangga (terutama Israel) dan Amerika Serikat. Kami memiliki minat bersama, dan kita harus memperbaiki jalur terbaik untuk kami, terutama dalam era presiden Donald Trump".

Dia melanjutkan: "Kami menyadari bayaran yang pemerintahan (mantan) AS taruhkan pada pemimpun kita. Kami yakin rakyat Amerika, melalui presiden terpilih mereka, sekarang menyadari bahwa kami hanya ingin dibiarkan mengurus bisnis kami sendiri dengan rakyat kami sendiri, dan keputusan ini dari Trump menunjukkan wajah terbaik AS, dan kami berharap bahwa hubungan baru dapat tumbuh antara diri kami dan Amerika".

Dikutip dari sumber berita Arab, kepala Negara yang baru dari Suriah menyatakan bahwa rezimnya "tidak punya niat untuk membahayakan Rusia dalam bentuk apa pun, dan kami telah meminta mereka untuk tinggal. Kehadiran mereka di Suriah menguntungkan kepentingan bersama".

Sumber: Al Arabiya