Presiden Joe Biden berencana untuk “mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jangkauan jauh Amerika Serikat di dalam wilayah Rusia untuk pertama kalinya”.
Surat kabar The New York Times dan kantor berita Reuters melaporkan, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah menyetujui penghapusan batasan yang mencegah penggunaan senjata AS di Rusia.
Kantor Putih belum memberikan komentar terkait laporan tersebut.
Jika terkonfirmasi, langkah ini akan menjadi pergeseran besar bagi AS, setelah berbulan-bulan memenuhi permintaan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Reuters menyebut, serangan pertama dengan menggunakan senjata itu diharapkan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Pasukan Kiev kemungkinan akan menggunakan rudal ATACMS, sistem rudal canggih dengan jangkauan hingga 300 kilometer.
Langkah ini berlangsung saat Rusia meluncurkan gelombang serangan baru ke Ukraina pada pagi hari Minggu, sasarannya, target sipil dan infrastruktur kritis, berakibat setidaknya delapan orang tewas.
Hal ini terjadi beberapa jam setelah Presiden Kiev, Volodymyr Zelenskyy, memperingatkan sekutu Ukraina di seluruh Eropa, bahwa pembicaraan dengan Putin untuk perdamaian akan membuka "Kotak Pandora".
"Siapa pun yang mencoba membawa perdamaian antara iblis dan manusia, akan membuka Kotak Pandora," katanya dalam video pada Jumat malam.
Laporan itu juga berdatangan saat Zelenskyy berkata pada pagi hari Minggu, pertahanan Ukraina telah menembak jatuh 140 target masuk, setelah terjadi serangan brutal setidaknya 120 rudal kecepatan rendah dan 90 drone.
Melalui platform X, Zelenskyy mengatakan, drone itu menargetkan kota-kota di barat negara tersebut.
Sementara itu, Presiden Kiev Volodymyr Zelenskyy mendorong dunia untuk berdiri bersama Ukraina.
"Bantu Ukraina hari ini - selamatkan dirimu dan semua orang besok. Dukung Ukraina hari ini - pertahankan dunia besok," katanya dalam video pada Jumat malam.
Dia mengatakan Ukraina adalah garis depan pertahanan terhadap Rusia sebagai "agresor totaliter".
Warga Ukraina berada di tengah-tengah kehancuran listrik di banyak wilayah negara itu pada Jumat malam, setelah Rusia melakukan gelombang serangan rudal dan drone baru ke Ukraina.
Penyerangan itu terjadi setelah Zelenskyy berkata, dia berharap dapat melakukan kemajuan terkait "formula perdamaian" dalam pembicaraan pada Jumat sore dengan Presiden AS, Joe Biden.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, hingga kini menolak permintaan untuk berunding perdamaian.
Zelenskyy juga mengatakan, pasukan Rusia kemungkinan akan meluncurkan invasi terhadap wilayah barat Ukraina lewat darat dan udara dalam beberapa hari ke depan.