Menyusul "diincar" Trump, perdana menteri otoritas self governing Greenland berbicara kembali: "Memang perlu" mandiri dari Denmark

Kari 0 komentar 31 favorit
Menyusul "diincar" Trump, perdana menteri otoritas self governing Greenland berbicara kembali: "Memang perlu" mandiri dari Denmark

Atas komentar yang dilontarkan Presiden AS terpilih Donald Trump soal "sungguh diperlukan" bagi Amerika Serikat untuk "memiliki" Greenland, Perdana Menteri Kuupik Kleist pemerintahan swakarsa (self-rule) Greenland mengatakan dalam pesannya tahun baru 2025 saatnya "menjadi" untuk memutus dari Denmark dan menyandang kedaulatan sebagai negara berdaulat.

"Sekaranglah waktunya ambil langkah berikutnya dalam mengatur masa depan kami sendiri, yang menyangkut siapa yang ingin kita jadikan dekat, dan siapa yang akan menjadi mitra perdagangan bagi kita," katanya dalam pernyataannya.

"Greenland berada pada posisi untuk bekerja sama lebih banyak dengan banyak negara dan badan. Kami memiliki sejarah panjang perkerjasama dengan Kerajaan (Denmark). Ini tidak diragukan lagi akan terus berlanjut tetapi kami bisa dan seharusnya juga melakukan banyak hal sendiri,” ucap Kleist, seperti dilansir Reuters.

"Tidak ada konflik di dalamnya. Sejarah dan pengalaman menunjukkan bahwa kerjasama kami dengan Kerajaan tidak ditandai oleh kesetaraan yang penuh. Kini saatnya bagi bangsa kami yang kecil untuk mengambil langkah selanjutnya,” lanjut Kleist.

Menurut Reuters, Kleist mengatakan kemudian dalam pernyataannya bahwa “kami tidak boleh tertahan, seperti banyak negara yang berkembang dan merdeka lainnya dalam sejarah pasca kolonial, oleh kerjasama dan bantuan yang bukan bersifat setara. Sekarang pada penutup, saya ingin mengatakan bahwa kerja sama kami merupakan urusan yang harus ditentukan semua warga. Mari kita bekerja keras bersama untuk menghilangkan, sebisa mungkin, semua kendala kerja sama, dan semua penghalang kolonialisme, sejauh yang bisa kita lakukan bersama, dengan cara ini mengambil langkah penting ke depan sebagai negara kita yang merdeka, dalam kerukunan, perkerjasama, dan rasa hormat. Ini akan memungkinkan kami untuk membentuk kehidupan yang baik bagi generasi masa depan dan menciptakan Greenland yang kita inginkan, dan pantas kita dapatkan."

Laporan Reuters mencatat Kleist mengatakan bahwa kemerdekaan adalah milik pemilih Greenland tetapi dia tidak menyebut kapan referendum mungkin dilaksanakan. "Banyak pemilih Greenland ingin pulau Arktik mereka meninggalkan Kerajaan Denmark pada 2022, namun ada ketidaksepakatan tentang apakah perubahan ini harus terjadi lebih awal atau jauh lebih lama nanti, serta tentang efeknya mungkin akan mempengaruhi tingkat hidup."

Terdapat faktanya tidak ada sedikitpun di pidato Kleist tentang kemerdekaan soal Trump maupun USA sendiri. Dia bahkan tidak menyebut nama Denmark. Namun, seperti disebut oleh cerita Reuters, gerakan kemerdekaan jelas merupakan reaksi atas deklarasi Trump.

Greenland—pulau terluas di dunia—merupakan bagian dari Kerajaan Denmark, yang mengendalikannya sebagai apa yang warganya sebut sebagai "swakarsa." 82.000 penduduknya yang mayoritas Inuit mempunyai banyak otonomi dalam memilih parlemen, pemerintah, dan perdana mentri sendiri. Pemerintah Denmark masih menangani pertahanan dan kebijakan luar negeri, serta kebijakan moneter, keuangan, dan cukai. Bahasa Denmark adalah bahasa resmi Greenland, tetapi bahasa Inuit juga diucapkan oleh 80 persen penduduknya.

Pulau itu selama ini menjadi wilayah integral yang berarti strategis bagi Denmark, kemudian untuk sekutu-sekutu di masa Perang Dunia II, dan kemudian secara khusus untuk perang AS- Soviet,termasuk untuk keamanan. Setelah AS membeli Alaska dari Rusia Tsar pada 1867, Presiden Ulysses S. Grant mengirimkan delegasi untuk mempelajari pulau ini untuk melihat apakah ia juga bisa dibeli. Tetapi tidak.

Kembali pada komentar Trump pada 22 Desember 2024 yang menjadi latar belakang pernyataan Kleist: "Amerika Serikat memerlukan Arktik dan Greenland. Ini adalah tempat paling penting di dunia—atau salah satu tempat terpenting," kata Trump dalam unggahan di Twitter pada hari Selasa pagi. "Berdasarkan kepentingan keamanan nasional dan untuk dunia, saatnya bagi AS untuk memiliki dan mengendalikan Greenland, untuk harga yang kecil. Ini terjadi!"

Greenland, menurutnya, merupakan bagian dari strategi AS mengenai Arktik.

Seorang juru bicara Kleist menyatakan pada 23 Desember lalu: "Greenland milik rakyat Greenland. Greenland bukan milik pasar, dan tidak pernah akan seperti itu".